Jakarta –
Rumah Abah Jajang adalah impian setiap orang. Jauh dari hiruk pikuk kota, ada juga pemandangan alam yang menakjubkan. Siapa pun pasti ingin hidup tenang di tempat seindah ini.
Istilah Sunda ‘tiis ceuli herang panon’ tergambar di kediaman Abah Jajang (73), warga Kampung Rawa Dewa, Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, Jawa Barat.
Tiis ceuli karena letaknya di tengah lingkungan pedesaan yang jauh dari kebisingan kota dan menyejukkan mata karena pemandangan hijau yang asri khas Cianjur selatan yang menenangkan hati.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Jajang sendiri tinggal di sebuah rumah kayu yang terbuat dari kayu dan gubuk bambu. Namun, ada yang membuat lokasi tempat tinggalnya istimewa dan disebut-sebut sebagai surga dunia. Terutama panorama air terjun Citambur dimana suara air jatuh dari balik perbukitan yang menjulang tinggi.
Abah Jajang mengaku awalnya membangun rumah menghadap Air Terjun Citambur agar di usia tuanya bisa beristirahat di depan rumah sambil menikmati indahnya pemandangan air terjun setinggi 130 meter itu.
“Sengaja dibuat ke arah air terjun agar bisa menikmati air terjun setiap hari. Anak cucu juga diikutsertakan agar bisa menikmati hal yang sama. Selain perintah ibu, jangan mengubah atau pindah arah rumah. .. Makanya dari awal dibangun sampai sekarang, awalnya banyak pohon yang menghalangi, jadi viewnya jelas, rumah ini masih seperti itu,” ujarnya.
Pemandangan ‘langit’ di sekitar rumah Abah Jajang di Cianjur. Foto: Ikbal Selamat/ detikJabar
Bagaimana menuju ke rumah Abah Jajang
Untuk mencapai rumah yang berjarak 200 meter dari Curug Citambur ini, kami harus menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan waktu cukup lama.
Dari Cianjur kota menuju Rumah Abah Jajang dan Curug Citambur melalui Cianjur Selatan berjarak 81 kilometer, sedangkan jika melalui jalur Ciwidey jaraknya sekitar 118 kilometer.
Khusus untuk wisatawan dari luar kota tepatnya dari kawasan Bandung, akses menuju lokasi ini melalui Ciwidey menjadi akses yang paling direkomendasikan, apalagi jaraknya hanya sekitar 71 kilometer.
“Kalau ke rumah kakek enaknya lewat Bandung lewat Ciwidey. Karena jalannya bagus. Orang dari Bandung pasti lewat Ciwidey. Kadang orang Cianjur juga memilih putar balik karena jalan Pasirkuda masih rusak. . Kecuali ini diperbaiki, dipastikan banyak orang akan melewati jalur utama Cianjur daripada Ciwidey,” kata Abah Jajang, Minggu (2/4/2023).
Pemandangan ‘langit’ di sekitar rumah Abah Jajang di Cianjur. Foto: Ikbal Selamat/ detikJabar
Bahkan, jalan selatan Cianjur menuju Curug Citambur dan Rumah Abah Jajang masih rusak. Akses jalan dari Cianjur ke Pagelaran saat ini dalam kondisi baik, setelah Ridwan Kamil menanggapi protes mahasiswa dan membangun jalan tersebut.
Namun jalan kabupaten di sepanjang Kecamatan Pasirkuda masih rusak parah. Jadi meski Cianjur ke Citambur hanya berjarak 81 kilometer, namun perjalanan bisa memakan waktu hingga 5 jam jika menggunakan mobil. Memang lebih lama dari perjalanan ke lokasi via Ciwidey yang lebih jauh tapi kondisi jalan bagus.
Rumah Abah Jajang ditawarkan seharga Rp 2,5 miliar
Panorama surga dunia rupanya menarik minat orang-orang kaya dari kota-kota besar. Bahkan, ada yang berminat menawar rumah Abah Jajang yang mencapai satu miliar rupiah.
Abah Jajang mengaku tidak berminat menjual rumahnya bukan karena tidak butuh uang. Namun ia tidak ingin kekayaan yang hanya diwariskan kepada anak cucunya dimiliki oleh orang lain.
“Awalnya ada yang menawar Rp 1 miliar, lalu ada yang menawar lebih mahal, lalu ada yang menawar Rp 2,5 miliar. Tapi Abah tidak mau. Berapa pun harganya, Abah tidak akan menjual. Sudah seperti anak cucu Abah. ,” kata Abah Jajang, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Jajang, keindahan pemandangan alam yang bisa dinikmati setiap hari lebih mahal dan lebih penting daripada uang. Dia ingin anak dan cucunya juga menikmatinya.
Simak Video “Rumah ‘Surga’ Abah Jajang Dengan Pemandangan Air Terjun”
[Gambas:Video 20detik]
(sim/sim)