polaslot138
polaslot138
polaslot138
besti69
Populasi Shanghai Turun Setelah Lockdown COVID-19, Ini Alasannya

Populasi Shanghai Turun Setelah Lockdown COVID-19, Ini Alasannya

1 minute, 34 seconds Read


Jakarta

Populasi Kota Shanghai, China, menurun pada tahun 2022 akibat kebijakan pembatasan COVID-19. Berdasarkan data Biro Statistik Shanghai pada Selasa (28/3/2023), penurunan populasi terjadi untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Salah satu alasannya adalah lebih dari 250.000 pekerja migran telah meninggalkan kota.

Data menunjukkan pada tahun 2022, wilayah padat penduduk Shanghai akan menjadi 24,76 juta orang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 24,89 juta orang.

Dikutip dari Reuters, angka populasi Shanghai muncul setelah Beijing mencatat penurunan populasi pertama sejak 2003. Penurunan populasi di kedua kota tersebut sejalan dengan tren nasional.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Diketahui bahwa populasi di China menurun tahun lalu untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya hidup, terutama di pusat kota yang besar dan luas, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan perubahan sikap dalam berkeluarga.

Menurut survei resmi, sekitar 60 persen orang yang tinggal di Shanghai hanya menginginkan satu anak atau bahkan tidak sama sekali. Selain itu, lebih dari 28 persen responden mengatakan mereka tidak berencana memiliki anak lagi karena mahalnya biaya membesarkan anak.

Tingkat Kelahiran Menurun

Tingkat kelahiran Shanghai juga turun menjadi 4,4 per 1.000 orang dari 4,7 tahun lalu. Sementara itu, angka kematian meningkat dari 5,6 per 1.000 orang menjadi 6,0 karena penuaan populasi yang cepat.

Tahun lalu, China juga mencatat angka kelahiran yang rendah, yakni 6,77 per 1.000 orang. Tak hanya itu, populasi penduduk berusia di atas 65 tahun di Shanghai juga relatif tinggi yakni sekitar 18,7 persen, melebihi rata-rata nasional sebesar 14,9 persen.

Wanita dengan Keterlambatan Melahirkan

Selain itu, banyak wanita di Shanghai menunda memiliki anak selama penguncian COVID-19 yang diterapkan pada April dan Mei 2022. Para ahli demografi mengatakan kebijakan tersebut dapat merusak keinginan mereka untuk memiliki anak.

Khawatir dengan menyusutnya populasi China, penasihat politik dan hukum pemerintah telah membuat lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan kelahiran. Ini mungkin masih terjadi meskipun para ahli mengatakan hal terbaik yang dapat mereka lakukan adalah memperlambat penurunan populasi.

Simak Video “Jumlah Penduduk Menyusut, Warga China Enggan Punya Anak Lagi”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Similar Posts