Bandung –
Perkedel kentang di Bandung ini laris manis sejak 43 tahun lalu. Namanya Perkedel Bondon yang memiliki tekstur dan rasa yang khas dibanding perkedel kentang sejenis lainnya.
Bicara soal kuliner malam di Bandung, tak bisa dipungkiri Perkedel Bondon yang sudah ada sejak tahun 1980. Berlokasi di Jalan Stasiun Timur Nomor 26, menempati lapak sederhana di antara lapak lainnya.
Perkedel Bondon buka mulai pukul 22.30 hingga 02.00 dini hari. Antrean sering mengular dengan waktu tunggu mencapai 1 hingga 2 jam. Namun, pelanggan tidak pernah mundur.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Perkedel Bondon di Jalan Stasiun Timur Nomor 26 tak pernah sepi peminat. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Detikfood pun penasaran ingin mencoba cita rasa perkedel kentang di sini. Kami tiba sekitar pukul 23.00 (18/3) dan langsung memesan 10 perkedel kentang dari seorang karyawan. Harganya Rp 2.500 per buah.
Pegawai tampak siap dengan lembaran kertas dan pulpen untuk mencatat nama pemesan dan jumlah kue yang dipesan. “Makan di sini atau bawa pulang?” Dia bertanya.
Kemudian penjual memperingatkan bahwa waktu tunggu bisa 1 jam atau lebih. Ini juga sebagai bentuk konfirmasi dengan kami, mau lanjut beli atau batal?
Kami ingin tahu memutuskan untuk menunggu. Saat itu, area di depan outlet sedang penuh dengan pelanggan lain, jadi kami pergi ke toko kelontong di depan dengan bangku plastik.
Proses pembuatan Perkedel Bondon masih menggunakan tungku. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Sembari menunggu, detikfood melihat proses pembuatan perkedel kentang. Sepertinya baskom berisi adonan kue sudah disiapkan. Selanjutnya, karyawan menggulung kue dengan sendok dan meletakkannya di loyang besar.
Loyang diisi dengan minyak panas hingga benar-benar merendam bola-bola kue yang baru saja ditambahkan. Anehnya, proses memasak di sini masih menggunakan api kompor atau hawu.
detikfood menunggu lebih dari 1 jam. Akhirnya nama kami dipanggil untuk memesan 10 kue kentang.
Perkedel disajikan hangat dengan warna cokelat keemasan yang menggugah selera. Saat dibelah, akan terdengar bunyi ‘cress’ yang menandakan adonan bagian luarnya renyah.
Kepulan asap kemudian meletus dari massa. Hirup aroma gurih khas kentang yang menggugah selera. Ini juga memiliki bawang cincang.
Kue bondon memiliki tekstur yang renyah di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Bagian dalam kue kentang ini sangat lembut. Kentang tidak mulus sempurna. Di beberapa bagian, kami masih menemukan potongan kentang yang cukup besar, namun tetap empuk.
Rasa dominannya enak, menurut kami agak gurih mentega. Mungkin ini karena penggunaan jenis kentang khusus di Perkedel Bondon. Bumbu rempah lainnya yang terasa adalah bumbu minimalis seperti garam dan merica.
Kue bondon disajikan dengan cabai merah. Teksturnya cukup encer dan sejenis sambal terasi yang aroma dan rasanya cukup tajam.
Selain dimakan langsung, Perkedel Bondon juga diperuntukkan sebagai lauk nasi panas yang juga dijual di sana. Ada juga lauk pauk khas Nasi Rames lainnya.
Oh iya, mengenai asal usul nama ‘Bondon’ ini konon katanya buka di malam hari. Yang sering menikmati kue adalah para pelanggan bondon, yang dalam bahasa Sunda merujuk pada wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial.
Tonton Video “Buat Lapar: Hari Hujan, Pas banget Makan Mie Claypot”
[Gambas:Video 20detik]
(alamat/nomor)