Jakarta –
Pasar 16 Ilir bisa disebut sebagai destinasi legendaris di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Pasar ini merupakan pusat perdagangan yang setiap hari dikunjungi.
Pasar 16 Ilir terletak di pusat Kota Palembang yang juga dekat dengan Jembatan Ampera. Pasar ini terdiri dari pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar 16 Ilir tidak sulit ditemukan karena bangunan 4 lantainya sudah terlihat dari kejauhan. Para pembeli selalu berduyun-duyun ke pasar yang menjual berbagai kebutuhan, mulai dari perhiasan, cinderamata, pakaian, peralatan rumah tangga, elektronik, hingga kios buah dan sayur yang bisa ditemukan di sekitar gedung.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kapan detikTraveSaya tiba di sana pada bulan Februari, kondisi pasar sangat ketat. Meski cuaca sangat panas dan terik, para pedagang dan pembeli tampak bersemangat untuk bertransaksi.
Pasar 16 Ilir di Palembang. Foto: Putu Intan/ detikcom
Banyaknya orang di pasar tidak diragukan lagi memadatkan jalan-jalan. Jika ingin berbelanja di sini, traveler harus memarkir mobil di luar kawasan lalu melanjutkan berjalan kaki.
Menyusuri Pasar 16 Ilir memberikan kesan unik bagi detikTravel. Bukan hanya karena barangnya yang lengkap, arsitektur pertokoan di sana juga memberikan kesan kembali ke masa lalu.
Meski juga terdapat bangunan modern, Pasar 16 Ilir tetap memberikan kesan bahwa pasar ini sudah ada sejak lama. Menilik sejarahnya, kawasan 16 Ilir dulunya merupakan Istana Banyan Janggut. Keraton ini berdiri setelah istana pertama Kesultanan Palembang Darussalam, Keraton Kuto Gawang, dibakar habis oleh persekutuan dagang Belanda (VOC) pada tahun 1659.
Dermaga di Pasar 16 Ilir. Foto: Putu Intan/ detikcom
Setelah itu, Pasar 16 Ilir pun berkembang. Diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Pada masa itu, kegiatan perdagangan biasanya datang dari hulu Musi dengan membawa hasil pertanian terutama buah-buahan, sayur-sayuran dan kebutuhan lainnya. Barang-barang ini dibawa dengan perahu.
Kegiatan perdagangan di Pasar 16 Ilir memberikan keuntungan besar bagi Belanda. Mereka mendapatkan dana untuk membangun Kota Palembang dari pajak para pedagang pasar.
Sedangkan barang yang dibawa dengan perahu masih dilakukan sampai sekarang. detikTravel melihat puluhan perahu bersandar di dermaga yang terletak di bawah Jembatan Ampera. Sebagai alat transportasi, perahu memegang peranan penting bagi masyarakat Sumatera Selatan, khususnya yang tinggal di sekitar Sungai Musi.
Warung terapung di Pasar 16 Ilir. Foto: Putu Intan/ detikcom
Di sepanjang dermaga, traveler juga bisa menjumpai warung kuliner. Salah satunya warung terapung yang menyediakan berbagai makanan khas Palembang.
Kalau mau duduk-duduk saja di sekitar Pasar 16 Ilir juga bisa. Terdapat Plaza Ilir 16 yang menyediakan beberapa tempat duduk bagi para tamu yang ingin menikmati pemandangan Jembatan Ampera dan Sungai Musi.
Simak Video “Bongkar Industri Senjata Legal, Intel Palsu Disupply!”
[Gambas:Video 20detik]
(pin/perempuan)