Tokyo –
Orang Jepang memiliki filosofi yang kuat tentang diet. Kebiasaan makan yang dikembangkan sejak kecil menjadi salah satu alasan mengapa mereka tetap bugar dan jarang sakit.
Seperti Indonesia, orang Jepang sangat suka makan nasi putih tiga kali sehari. Namun yang membedakan adalah porsi dan lauk pauk yang digunakan sehari-hari.
“Orang Jepang hanya makan nasi putih, mereka tidak suka nasi merah, jadi kebanyakan tempat makan hanya menyediakan pilihan nasi putih,” kata pakar nutrisi dari Kanagawa Institute of Technology, Profesor Naomi Ahiba, di Hamamatsucho, Tokyo, Jepang, Kamis ( 25/5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Makan nasi tiga kali sehari tidak membuat orang Jepang mudah sakit, bahkan bisa panjang umur. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan makan orang Jepang, seperti Shokuiku, yang dimaksudkan untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat.
Praktik shokuiku didasarkan pada beberapa konsep dasar tentang bagaimana dan apa yang harus dimakan. Pemerintah Jepang juga telah memberlakukan Undang-Undang Dasar Shokuiku yang mengamanatkan program pendidikan gizi di sekolah untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dengan menggunakan konsep shokuiku.
“Konsep ini tidak hanya berfokus pada apa yang dimakan, tapi juga bagaimana pola makan ini mempengaruhi fisik dan mental serta ciri khas orang Jepang,” kata Prof. Ahiba.
Dalam penjelasannya, dia mengatakan bahwa shokuiku mendorong seseorang untuk fokus pada perasaannya terhadap makanan tertentu. Konsep ini juga mengajarkan seseorang untuk berhenti makan sebelum kenyang.
Hal ini tentunya akan membantu mencegah makan berlebihan dan memastikan seseorang mendapatkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Prioritas utama Shokuiku adalah edukasi makanan untuk mempromosikan gaya hidup sehat bagi masyarakat.
Punya pertanyaan tentang skoliosis, nyeri punggung, atau keluhan tulang belakang? Konsultasikan secara daring BEBAS dengan para ahli DI SINI. Ambil juga dagangan yang menarik untuk 10 kuesioner terpilih.
Tonton Video “Angka Kelahiran Jepang Turun, Pejabat Khawatir Negara Hilang”
[Gambas:Video 20detik]
(kn/atas)