Yerusalem –
Sering dianggap sama, padahal kedua bangunan ini berbeda. Yaitu Kubah Batu dan Masjid Al Aqsa. Jadi, apa perbedaan antara keduanya? Simak ulasan berikut ini:
Masjid Al Aqsa menjadi sorotan setelah pasukan Israel menyerbu tempat ibadah dan menyerang beberapa jamaah yang sedang salat minggu lalu.
Polisi Israel menyerang Masjid Al Aqsa dua kali, saat fajar dan malam hari. Mereka juga menangkap lebih dari 350 orang yang mereka curigai sebagai provokator.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Masjid Al Aqsa berada di dekat Dome of the Rock. Keduanya berlokasi di kompleks Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Kompleks Al Aqsa dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount dan juga disebut Al Harram Al Sharif oleh umat Islam.
Lantas, apa bedanya Masjid Al Aqsa dengan Dome of the Rock?
1. Warna Kubah
Perbedaan yang paling mencolok antara kedua bangunan tersebut dapat dilihat dari kubah keduanya. Kubah Masjid Al Aqsa berwarna abu-abu dengan bangunan berwarna coklat.
Sedangkan kubah Batu Kubah (dome of rock atau dome of the Rock) berwarna emas, dan warna dindingnya biru, penuh motif.
2. Sejarah Masjid Al Aqsa
Sejarah kedua bangunan ini juga berbeda. Menurut laporan Middle East Eye, pembangunan masjid di kompleks Al Aqsa ini didirikan oleh khalifah Islam kedua, Umar bin Khattab pada tahun 638 M, setelah menaklukkan Syam.
Pada suatu ketika, tokoh penanggung jawab Yerusalem yang juga wakil Byzantium, Uskup Sophronius dan kepala Gereja Kristen mengundang Umar.
Menurut laporan Times of Israel, Sophronius meminta Umar untuk berdoa di dalam Gereja Makam Suci ketika waktu shalat tiba. Namun, dia menolak.
Umar bersikeras bahwa jika dia sholat di sana, umat Islam akan menggunakan tindakannya sebagai alasan untuk mengubah gereja menjadi masjid. Artinya tempat-tempat suci umat Kristiani bisa ditempati.
Lokasi salat Umar di bagian selatan kompleks Al Aqsa kemudian dibuat di Masjid Al Qibli atau biasa dikenal sekarang dengan Masjid Al Aqsa.
Masjid Al Aqsa di kompleks Al Aqsa juga dikenal sebagai Masjid Al Qibli (Masjid Kiblat). Masjid ini dibangun umat Islam pada masa khalifah kedua, Umar bin Khattab, karena berdiri di sisi selatan kompleks Al Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum Mekkah.
Sepanjang sejarahnya, Masjid Al Aqsa (Al Qibli) telah mengalami serangkaian renovasi dan perluasan antara lain pada masa Kerajaan Bani Umayyah, Abbasiyah, dan Ottoman.
3. Sejarah Kubah Batu
Sedangkan Kubah Batu atau Baitul Maqdis diyakini umat Islam sebagai tempat berpijak Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan perjalanan Isra Miraj ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu tentang shalat lima waktu.
Kubah batu juga dianggap sebagai karya arsitektur Islam tertua di dunia. Struktur ini dibangun pada abad ke-7 M atas perintah Abdul Malik bin Marwah, khalifah kelima dari dinasti Umayyah.
Kubah batu ini bisa dilihat dari seluruh penjuru Yerusalem karena warna kubahnya yang mencolok. Profesor Universitas Al Quds dan Anggota Dewan Wakaf Islam, Mustafa Abu Sway, bahkan menilai Dome of the Rock sebagai bangunan paling estetis di Yerusalem.
“The Dome of the Rock terus mendefinisikan Yerusalem secara estetis,” kata Sway kepada Middle East Eye.
Namun, Kubah Batu bukanlah sebuah masjid, melainkan sebuah kuil. Namun bangunan tersebut justru dianggap suci oleh umat Islam, dikutip Haaretz.
Kubah emas memanjang 20 meter di luar batu yang megah. Batu ini juga dianggap keramat oleh orang Yahudi bahkan sebelum masuknya Islam. Orang Yahudi percaya bahwa batu itu adalah tempat Abraham menyiapkan Ishak.
Simak Video “Suasana Subuh di Masjid Al-Aqsha Pasca Penyerangan Polisi Israel”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)