Majalengka –
Obrog-obrog merupakan tradisi membangunkan warga Kabupaten Majalengka untuk sarapan pagi. Kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok anak muda yang pandai memainkan alat musik.
Dalam suatu desa kelompok obrog-obrog biasanya dibagi ke dalam masing-masing desa. Kehebatan musik para pemuda di setiap desa kerap dijadikan ‘alarm’ bagi warga yang ingin mengadakan acara makan.
Seperti kelompok obrog-obrog di Lingkungan Dukuhlawi, Desa Sindangkasih, Kabupaten/Kota Majalengka. Mereka rutin keliling kampung dari pukul 00.30 WIB hingga 03.30 WIB, sambil membawakan beberapa lagu.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Kamu turun dari satu sampai empat. Kami berkeliling sambil membawakan lagu. Biasanya lagu dangdut,” ujar personel obrog-obrog, Didin Apandi (41), Sabtu (25/3/2023).
Tidak diketahui kapan tradisi ini berlangsung. Yang pasti, jelas Didin, tradisi obrog-obrog ini terus berlanjut secara turun-temurun.
Tradisi Obrog-obrog di Majalengka. Foto: Erick Disy Darmawan
Namun tradisi obrog-obrog hanya menggunakan alat musik tradisional. Seiring dengan kemajuan jaman, alat musik obrog-obrog telah dimodifikasi dengan alat musik modern.
“Ini sudah turun temurun. Sebelum saya menjadi personel obrog-obrog, memang seperti ini. Ya, waktu kecil saya suka sekali ikut,” ujarnya.
Obrog-obrog, kata Didin, bukan hanya nilai budaya dan agama. Namun, tradisi ini juga menjadi ruang bagi anak muda untuk menyalurkan hobi bermusiknya.
“Ya (obrog-obrog itu wadah potensial bagi anak muda). Ini semua anak Dukuhlawi (desa). (Untuk melestarikan tradisi) saya ingin terus setiap pagi,” ujarnya.
Sekedar diketahui, tradisi obrog-obrog tidak hanya terdapat di wilayah Majalengka. Indramayu dan Cirebon juga memiliki cara yang sama dalam membangunkan warganya untuk sahur.
—
Artikel ini pernah tayang di detikJabar.
Tonton Video “Air Sungai di Kaki Gunung Ciremai Terasa Manis Seperti Soda”
[Gambas:Video 20detik]
(sim/sim)