Jakarta –
Penyanyi populer Indonesia Titi DJ baru-baru ini menjalani operasi anti penuaan di Korea Selatan. Wajahnya menjadi lebih kencang dan mengerutkan kening.
Untuk mendapatkan wajah muda tersebut, Titi DJ menjalani 5 tahapan operasi, yaitu face lift, thigh lift, neck lift, lower blepharoplasty, dan fat graft.
Lewat akun Instagram pribadinya, Titi DJ kerap berbagi cerita seputar operasi plastiknya. Menurutnya, berbagi ilmu seperti ini penting agar yang ingin melakukannya tidak asal pilih tempat.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Lakukan serangkaian persiapan, termasuk keuangan
Sebelum melakukan operasi, Titi DJ melakukan banyak persiapan. Mulai dari mencari informasi hingga mempersiapkan mental, fisik, dan finansial.
“Rajin-rajinlah mencari informasi sejelas-jelasnya, sedetail mungkin. Begitu juga persiapkan mental, fisik, dan finansial. Sebenarnya tidak murah kan,” ujarnya. detikcomJumat (31/3/2023).
Diketahui, kisaran harga produksi lima seri tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
“Tapi kalau misalnya kita memang mau melakukan itu, secara mental kita juga harus siap dengan perubahan yang akan terjadi. Secara fisik tentu saja karena ini operasi besar ya bukan operasi kecil jadi dibantu dengan pola hidup yang baik, tidak merokok, minum alkohol, periksakan dulu agar mereka menjadi kandidat yang baik untuk operasi,” lanjutnya.
Efek samping setelah operasi
Titi DJ mengalami beberapa efek samping setelah menjalani prosedur operasi. Namun, secara keseluruhan dia mengaku puas dengan hasilnya.
“Efek sampingnya hampir tidak ada. Efek sampingnya senang, karena sesuai ekspektasi. Terus kalau sakit juga tidak begitu sakit. Tapi kalau dibilang tidak sakit ya bohong pastinya. . Itu akan memakan waktu lama, tapi bukan siapa yang menderita seperti itu atau tidak,” kata pelantun ‘Sang Dewi’ itu.
“Dan wajar bagi kami, setelah operasi usus buntu, kadang jahitan yang tersisa terasa sakit, begitu pula wajah saya di depan telinga, kadang sakit, tapi itu proses, karena namanya setelah pemotongan jaringan. mereka berkumpul lagi mencari koneksi – menyambung kembali sel, sehingga bisa menimbulkan penyakit,” tambahnya.