polaslot138
polaslot138
polaslot138
besti69
Mengapa Yahudi berusaha menguasai Masjid Al Aqsa?

Mengapa Yahudi berusaha menguasai Masjid Al Aqsa?

2 minutes, 33 seconds Read


Yerusalem

Masjid Al Aqsa di Yerusalem sedang diselidiki setelah polisi Israel menyerang jamaah di sana. Jika demikian, mengapa orang-orang Yahudi bersikeras menguasai masjid ini?

Peristiwa itu ditandai dengan aksi pelemparan petasan dan batu oleh banyak provokator, yang berujung pada penangkapan lebih dari 350 orang di kawasan Al Aqsa. Polisi Israel mengklaim bahwa mereka menyerang masjid Al Aqsa untuk menangkap beberapa pemuda bertopeng yang dianggap penyusup dan provokator.

Beberapa negara segera merespon kejadian ini. Mereka mengadakan pertemuan darurat yang diprakarsai oleh negara-negara Liga Arab dan Dewan Keamanan PBB.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengutuk insiden itu sebagai kejahatan besar terhadap jemaah. Ia menegaskan, pelaksanaan salat di Masjid Al Aqsa adalah hak warga Palestina.

“Al Aqsa adalah untuk Palestina dan semua orang Arab dan Muslim,” kata Shtayyeh, dikutip dari Al Jazeera.

Selama bertahun-tahun, kompleks Masjid Al Aqsa sering menjadi titik bentrokan antara tentara Israel dan Palestina.

Pendiri Masyarakat Tanah Palestina, Salman Abu Sitta, mengatakan kepada Al Jazeera, eskalasi kekerasan yang berulang di Al Aqsa merupakan tanda bahwa Israel semakin berani menduduki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Upaya warga Israel yang sebagian besar adalah Yahudi untuk masuk dan ‘mengambil alih’ Al Aqsa semakin nyata belakangan ini.

Pada Maret 2022, aktivis Yahudi Raphael Morris salat di dalam kompleks Masjid Al Aqsa dengan menyamar sebagai seorang Muslim.

Pria berusia 26 tahun itu mengganti pakaian Yahudi ortodoksnya dengan thobe, pakaian tradisional yang dikenakan pria Palestina. Tujuannya agar dia masuk ke kompleks Masjid Al Aqsa dan shalat di sana.

Morris hanyalah salah satu contoh kelompok sayap kanan Yahudi Israel yang ingin melanggar larangan salat di kompleks Masjid Al Aqsa dengan menyamar sebagai Muslim.

Di bawah status quo, hanya Muslim yang memiliki hak eksklusif untuk beribadah di dalam kompleks Al Aqsa. Hanya non-Muslim yang diperbolehkan mengunjungi kompleks tersebut.

Sedangkan orang Yahudi diperbolehkan melakukan ibadah di Tembok Barat atau Tembok Ratapan, di luar kompleks Al Aqsa.

Dilansir dari Middle East Eye, kaum Yahudi yang religius melihat upaya penaklukkan Temple Mount sebagai simbol yang sangat besar, artinya tanda akhir zaman seperti yang dinubuatkan dalam kitab suci mereka.

Bagi mereka, Temple Mount adalah tempat tersuci dalam Yudaisme (agama Yahudi). Mereka percaya bahwa pada zaman Romawi kuno, terdapat dua kuil yang menjadi pusat kerajaan Yahudi di daerah tersebut.

Masjid Al Aqsa, dibangun pada masa puncak Islam, diyakini oleh orang Yahudi berada di atas sisa-sisa tempat suci mereka. Satu-satunya bagian yang tersisa dari Kuil Kedua, adalah Tembok Ratapan, yang menjadi tempat suci bagi umat Yahudi untuk berdoa.

Penduduk Yahudi Israel bersikeras bahwa mereka tidak hanya ingin beribadah di Bukit Bait Suci, tetapi ada kebutuhan untuk membangun kembali Bait Suci Ketiga di lokasi tersebut, sebagai tanda turunnya Mesias dan Hari Penghakiman.

Meski muncul berbagai gerakan ‘nekat’ dari masyarakat Israel untuk mengubah situasi di Al Aqsa, pemerintah Israel menegaskan akan mempertahankan status quo.

“Israel berkomitmen untuk menjaga kebebasan beribadah, akses gratis untuk semua agama, dan status quo untuk Temple Mount (Al Aqsa), dan tidak akan membiarkan kekerasan ekstremis mengubah ini,” kata Perdana Menteri Israel yaitu Benjamin Netanyahu.

Simak Video “Suasana Subuh di Masjid Al-Aqsha Pasca Penyerangan Polisi Israel”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)

Similar Posts