polaslot138
polaslot138
polaslot138
besti69
Masjid Lautze, Penghubung Komunitas Muslim di Pusat Pecinan

Masjid Lautze, Penghubung Komunitas Muslim di Pusat Pecinan

2 minutes, 52 seconds Read


Jakarta

Masjid Lautze di kawasan Pecinan Sawah Besar, Jakarta bukan sekadar tempat ibadah. Masjid ini juga merupakan penghubung antara komunitas Muslim dan Tionghoa.

Di sepanjang Jalan Lautze di Sawah Besar, Anda bisa melihat bangunan yang eye-catching, seperti pagoda di tengah deretan ruko. Ternyata bangunan tersebut bukanlah klenteng, melainkan masjid dengan arsitektur khas Tionghoa, mirip dengan Masjid Lautze.

Masjid ini berada di jantung kawasan Chinatown dan dibangun sebagai tempat ibadah umat Islam. Masjid berarsitektur klenteng yang berada di tengah kawasan Pecinan ini tidak hanya untuk umat Islam saja yang beribadah.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Dulu tujuannya juga Masjid Lautze didirikan di tengah Pecinan ini agar kita bisa berkontribusi untuk negara Indonesia, bagaimana menyeimbangkan masalah asimilasi, asimilasi di Indonesia masih sangat sensitif,” ujarnya. Masjid DKM Lautze, Yusman Iriansyah, sa detikTravel pada Sabtu, (1/4/2023).

Pembangunan mesjid dilakukan pada saat penduduk pribumi dan non pribumi ada celah atau saling menjaga jarak dan tidak bercampur.

“Baik pribumi maupun non pribumi berusaha untuk berasimilasi. Sepertinya di Indonesia mereka masih menjauh untuk bisa membaur selamanya. Jadi, kita di tengah untuk menjadi jembatan, jembatan agar pribumi dan non pribumi pribumi bisa bertemu, bisa berbaur,” ujarnya.

Selain itu, keberadaan masjid ini juga bertujuan untuk menyebarkan informasi dan nilai-nilai keislaman di masyarakat agar lebih mudah diterima dan tanpa kesalahpahaman. Mereka aktif mengajarkan dan menginformasikan nilai-nilai Islam kepada siapa saja yang berkunjung ke tempat ini.

“Ini untuk menyampaikan informasi keislaman kepada saudara-saudara kita keturunan Tionghoa. Bagi yang ingin mengenal Islam, paling tidak kita bisa menyampaikan apa itu Islam kepada saudara-saudara kita, mungkin sampai saat ini kita belum memahami Islam sehingga sering terjadi hal-hal seperti itu. yang tidak mengerti. , “katanya.

Artinya para pemuka Islam mendirikannya di sini agar Islam bisa lebih mudah disampaikan di sini, tambahnya.

Salah satu cara untuk mendekatkan masyarakat setempat, khususnya etnis Tionghoa ke kawasan ini adalah dengan membuat masjid lebih mengenal budaya Tionghoa.

Langkah ini dinilai efektif karena membuat pengunjung lebih leluasa dan merasa seolah-olah tidak mengunjungi masjid.

“Kok saudara-saudara Tionghoa kita ke masjid tapi sepertinya tidak ke masjid. Jadi yang kita pakai itu seperti hiasan kita, yang paling mereka suka sehari-hari seperti di kelenteng,” ujarnya.

Sejarah Masjid Lautze

Masjid ini awalnya dibangun di sebuah ruko sewaan yang digunakan untuk operasional Yayasan Haji Karim Oei. Karena statusnya disewakan membuat kondisi tidak menentu dan bergantung pada pemilik toko.

Hingga akhirnya sang pemilik toko menawarkan yayasan untuk membeli gedung tersebut. Namun, saat itu yayasan tidak memiliki dana yang cukup, sehingga pada akhirnya harus mencari donatur.

Ide tersebut muncul dari sosok Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI. Akhirnya BJ Habibie menjadi donatur.

“Dulu kita hanya menyewakan Masjid Lautze ya namanya sewa, kalau pemilik toko tidak mau memperpanjang sewa maka sejarah masjid juga akan berakhir. Tapi donatur melalui Pak BJ Habibie, menyumbangkannya kepada Yayasan Haji Karim Oei pada tahun 1994,” kata Yusman.

Bimbingan Aktif

Selain itu, Masjid Lautze juga terbuka untuk orang-orang yang ingin mengenal Islam atau yang ingin memutuskan untuk memeluk Islam. Sejak dahulu kala mereka telah memberikan tuntunan Syahadat kepada orang-orang yang ingin memeluk Islam.

Masjid Lautze Foto: Weka Kanaka/detikcom

Bahkan, ada daftar orang yang masuk Islam yang dibimbing oleh pengurus Masjid Lautze sejak 1997.

Selain itu, masjid ini memiliki kegiatan rutin seperti membimbing para muallaf untuk sholat dan membaca Alquran.

Tempat ini memiliki jam operasional mulai pukul 09.00-16.00 WIB Senin-Jumat hingga setelah sholat tarawih khusus setiap hari Sabtu selama bulan Ramadhan.

Tonton Video “Melihat Sejarah dan Al-Qur’an dari Daun Kelapa di Matraman”
[Gambas:Video 20detik]
(minggu/perempuan)

Similar Posts