Jakarta –
Kasus virus Marburg yang kami khawatirkan berpotensi menjadi pandemi berikutnya terus meningkat. Sebanyak delapan kasus baru telah diidentifikasi di Guinea Khatulistiwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kasus baru tersebut diumumkan pada Kamis (23/3/2023). Oleh karena itu, jumlah total kasus yang dikonfirmasi adalah sembilan pasien, sedangkan jumlah kasus yang dicurigai adalah 20. Wabah penyakit mirip Ebola yang mematikan diumumkan Februari lalu, dengan 20 kematian dilaporkan.
Dari delapan kasus baru, dua berasal dari provinsi Kie-Ntem di negara Afrika Tengah, empat dari provinsi Litoral, dan dua dari provinsi Centre-Sur, kata WHO dalam sebuah pernyataan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Daerah yang melaporkan kasus tersebut berjarak sekitar 150 kilometer (93 mil), menunjukkan penularan virus yang lebih luas, kata WHO.
“Konfirmasi kasus-kasus baru ini merupakan sinyal penting untuk memperkuat upaya respons guna menghentikan rantai penularan dengan cepat,” kata Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti dalam sebuah pernyataan.
“Penyakit virus Marburg adalah demam berdarah virus yang dapat memiliki tingkat kematian hingga 88 persen,” kata WHO.
Gejalanya meliputi demam, kelelahan, muntah darah dan diare. Tidak ada vaksin yang disetujui atau perawatan antivirus untuk mengobatinya.
Negara tetangganya, Kamerun, juga mendeteksi dua dugaan kasus penyakit Marburg bulan lalu, bahkan saat membatasi pergerakan melintasi perbatasan untuk mencegah penularan.
Tonton Video “Kenali Gejala Awal Virus Marburg di Afrika”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/suc)