Chiang Mai –
Dulu, Chiang Mai menghadapi polusi yang dikhawatirkan mengganggu aktivitas pariwisata. Kini, ketakutan mereka menjadi kenyataan.
Dalam laporan dari Channel News Asia, kota Chiang Mai di Thailand utara dan sekitarnya telah ditutup oleh polusi yang tebal. Pemerintah selanjutnya mengimbau warga untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.
Chiang Mai dikenal dengan pemandangan gunung yang indah, kuil, dan kafe bertema yang menerima 10,8 juta wisatawan pada pra-pandemi 2019.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kebijakan ini pasti akan mempengaruhi pariwisata. Kini pemesanan hotel di kota tersebut sudah mulai turun hingga 45 persen. Karena itu, target 80-90 persen menjelang Tahun Baru Thailand atau liburan Songkran semakin kabur.
“Polusi mempengaruhi bisnis saya, orang tidak datang untuk melihat pemandangan,” kata Sunat Insao, seorang penjual jus jeruk di kawasan wisata tersebut.
Polusi tinggi di Chiang Mai (Foto oleh Lillian SUWANRUMPHA/AFP) (Foto oleh LILLIAN SUWANRUMPHA/AFP via Getty Images) Foto: Lillian Suwanrumpha/AFP/Getty Images
Seolah kembali ke masa pandemi, pemerintah juga meminta masyarakat untuk kembali menggunakan masker. Pada Senin (10/4) kualitas udara Chiang Mai turun menjadi 171.
“Anda merasakan debu di wajah Anda. Saya menyeka wajah saya dan ternyata sangat kotor,” kata Fernanda Gonzalez, turis asal Meksiko.
Pencemaran ini disebabkan oleh kebakaran hutan dan pembakaran tanaman oleh Thailand dan negara-negara tetangganya. Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha, mengatakan bahwa Thailand akan berkoordinasi dengan Laos dan Myanmar untuk mengurangi panas di wilayah perbatasan, untuk menekan awan lintas batas.
Kejadian ini bukanlah yang pertama. Seorang warga Chiang Mai bernama Pathsharasakon Po mengaku khawatir akan terkena kanker karena terus-menerus terpapar polusi.
“Itu terus terjadi dan semakin buruk setiap tahun,” katanya.
Tonton Video “Gunung Terselimuti Api di Thailand”
[Gambas:Video 20detik]
(bulan/wanita)