Jakarta –
India, Bangladesh, Laos, dan Thailand menghadapi gelombang panas yang mematikan. Penelitian menunjukkan bahwa pemicu 30 kali lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim.
Suhu di beberapa bagian India melewati 44 derajat Celcius pada pertengahan April. Karena itu, 11 orang meninggal akibat heat stroke atau ‘heat stroke’ di sekitar Mumbai.
Sementara itu di Bangladesh, tepatnya wilayah Dhaka, baru-baru ini juga mencatat hari terpanas dalam hampir 60 tahun. Kota Tak, Thailand juga mencatat rekor suhu terpanas sebesar 45,4 derajat Celcius, disusul provinsi Sainyabuli di Laos sebesar 42,9 derajat Celcius.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Rekor suhu terpanas sepanjang masa,” demikian rilis studi World Weather Attribution, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (26/5/2023).
Dua kematian telah dilaporkan di Thailand, tetapi jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi karena panas ekstrem menyebabkan rawat inap yang meluas. Orang miskin paling rentan terhadap dampak terburuk.
Sebuah studi baru oleh para ilmuwan iklim internasional melihat suhu maksimum rata-rata dan indeks panas maksimum, termasuk kelembapan.
“Di kedua wilayah, para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas lembab setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi, dengan suhu setidaknya 2 derajat Celcius lebih hangat daripada tanpa perubahan iklim,” kata WWA dalam sebuah pernyataan.
“Sampai total emisi gas rumah kaca berhenti, suhu global akan terus meningkat dan kejadian seperti ini akan semakin sering terjadi dan semakin parah,” tambahnya.
Tonton Video “Beberapa Kota Besar di China Diterjang Panas Ekstrim”
[Gambas:Video 20detik]