Jakarta –
Cristalino David Ozora dikabarkan mengalami diffuse axonal injury (DAI) setelah dianiaya oleh Mario Dandy Satriyo. Hal itu disampaikan kuasa hukum David, Mellisa Anggraeni.
Mellisa mengatakan bahwa akibat penganiayaan tersebut, David mengalami kerusakan otak yang parah. Itu sebabnya keluarga David menolak untuk menyelesaikan kasus ini secara damai.
“Sampai saat ini David berada di ICU selama 38 hari, dokter mengatakan dia memiliki cedera aksonal difus ruang 2, di mana dia mengalami cedera otak yang parah, sehingga keluarga juga menyampaikan sebelumnya pada pertemuan diversi bahwa keluarga menolak . Tadi kami juga sudah menyampaikan surat ke majelis yang menolak adanya diversi,” kata Mellisa kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Apa itu Cedera Akson Difus?
Dikutip dari Medical News Today, DAI mengacu pada robekan pada serabut saraf yang dikenal sebagai akson. Cedera ini biasanya terjadi akibat otak tergeser dengan cepat di dalam tengkorak, dan menyebabkan serabut saraf meregang dan robek.
Akson adalah bagian neuron yang panjang seperti benang yang membawa impuls listrik. Ini bertanggung jawab untuk komunikasi antara sel-sel saraf.
Jika terjadi kerusakan pada akson, maka dapat mengganggu kemampuannya untuk berkomunikasi dan mengkoordinasikan fungsi tubuh. Akibatnya dapat menyebabkan kecacatan yang parah
Cedera aksonal difus adalah penyebab paling umum dari koma, kecacatan, dan keadaan vegetatif persisten pada orang dengan TBI. Secara klinis, profesional kesehatan mendefinisikan DAI sebagai kehilangan kesadaran yang berlangsung 6 jam atau lebih setelah cedera.
Itu juga dapat menyebabkan perubahan perilaku, sosial, fisik, dan kognitif pada seseorang yang mungkin bersifat sementara atau permanen. Selain itu, cedera ini dapat memengaruhi kemampuan berbagai bagian otak untuk berkomunikasi dengan bagian lain, yang dapat menyebabkan masalah neurologis, serta koma, kecacatan jangka panjang, atau kematian.
Dokter juga menggunakan sistem Klasifikasi Adams DAI untuk menilai kondisi cedera aksonal difus pada pasien. Sistem ini menggabungkan patofisiologi dan presentasi klinis DAI untuk memberikan skor.
Nilainya adalah sebagai berikut:
Tingkat 1 atau DAI ringan, di mana kerusakan mikroskopis terjadi pada materi putih otak, termasuk perubahan pada korteks serebral, batang otak, dan corpus callosum.Kelas 2 atau DAI sedang, di mana lesi yang lebih besar muncul di corpus callosum.Kelas 3 atau DAI parah, di mana lesi yang lebih besar muncul di batang otak dan corpus callosum.
Tonton Video “Teknik Baru Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental dengan VR”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)