Jakarta –
Kesatuan dalam perpisahan cepat sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, hal ini jangan diabaikan agar tidak mengurangi makna puasa.
Bukber atau puasa bersama sudah menjadi tradisi setiap bulan Ramadan, khususnya di Indonesia. Seringkali momen ini adalah reuni dengan teman lama dari sekolah atau komunitas.
Oleh karena itu, buka puasa sering dijadikan sebagai momen untuk mempererat silaturahmi. Buka puasa bersama bahkan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tentunya silaturahmi seperti ini sangat disenangi Allah SWT.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Akan banyak pahala keberkahan dari berbuka puasa bersama. Namun, buka puasa bersama juga bisa menghilangkan pahala karena melewatkan sesuatu.
Berikut ini adalah pandangan Islam tentang berbuka puasa secara keseluruhan.
1. Diajarkan Rasulullah SAW
Buka puasa bersama bisa membawa berkah. Gambar: iStock
Rasulullah SAW menganjurkan berbuka puasa berjamaah. Hal ini dijelaskan oleh sebuah hadits dalam riwayat Abu Dawud yang menyatakan:
“Para sahabat Nabi Muhammad SAW bertanya, ‘kenapa makanannya tidak mengenyangkan?’ Kemudian, Nabi bertanya kembali, ‘Apakah kamu makan sendirian?’ Teman-teman menjawab, ‘ya’,”.
Nabi Muhammad SAW menjawab, “Makan bersama dan baca basmalah. Maka Allah SWT akan melimpahkan berkah kepada kalian semua,”.
Baca juga: Hukum Minum Alkohol Tapi Bukan Mabuk, Bolehkah?
2. Rasulullah SAW Tidak Makan Sendiri
Para sahabat Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak makan sendirian. Kebiasaan makan Nabi dibahas oleh Ustaz Wahyul Afif Al Ghaifiqi dikutip dari CNN Indonesia (18/05/19).
Ustaz Wahyul menjelaskan bahwa dengan makan bersama banyak berkah yang meliputi rasa persatuan dan kekeluargaan. “Ada kebersamaan, syukur, silaturahmi dan kontak langsung atau komunikasi antar manusia,” kata Ustaz Wahyul.
Simak videonya “Tanggapan Pelarangan Buku Resmi, Sandiaga Uno: Berikan pada Orang Miskin”
[Gambas:Video 20detik]