polaslot138
polaslot138
polaslot138
besti69
5 Keunikan Masjid Jami' Al-Ma'mur Cikini Peninggalan Raden Saleh

5 Keunikan Masjid Jami’ Al-Ma’mur Cikini Peninggalan Raden Saleh

2 minutes, 54 seconds Read


Jakarta

Berada di kawasan Cikini, ternyata ada sebuah masjid peninggalan maestro seni lukis di Indonesia, Raden Saleh Syarif Bustaman. Masjid ini berdiri di atas tanah bekas milik Raden Saleh.

Masjid Jami’ Al-Ma’mur selesai dibangun pada tahun 1932 dan kini menjadi masjid cagar budaya yang dilindungi pemerintah.

Ada berbagai hal menarik di masjid ini, berikut 5 fakta unik yang dirangkum detikTravel:

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

1. Masjid dibawa oleh orang banyak

Sebelumnya, lokasi masjid ini bukan di sini, melainkan di kawasan RS Cikini. Namun, sejak saat itu tanah di kawasan tersebut dijual kepada Yayasan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini (Yayasan Ratu Emma).

Ketua DKM Masjid Al-Ma’mur Cikini, H. Syahlan menjelaskan hal tersebut kepada detikTravel, Sabtu (1/3/2023).

“Tahun 1890 masjid dipindahkan ke tempat ini, karena tempat di sana ingin dibangun rumah sakit dan gereja Yayasan Emma (Yayasan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini) membeli tanah. Seperti tandu, seperti tongkat. , orang banyak membawa mereka,” jelasnya.

2. Dibuat secara mandiri

Pada awalnya, masjid ini hanyalah musala kecil yang bisa dibawa-bawa bersama. Namun seiring berjalannya waktu, musala ini tidak lagi mampu menampung jamaah yang beribadah di sini dalam jumlah besar.

Sehingga masyarakat khususnya warga Cikini Laundry yang beragama Islam berbondong-bondong membantu diri mereka sendiri dalam pembangunan masjid. Proses swadaya yang dilakukan juga unik, karena masyarakat diharuskan ikut serta dalam pembangunan masjid melalui beras yang dihimpun.

“Anehnya, warga Raden Saleh 2 atau Cikini Laundry diwajibkan bagi umat Islam, wajib meletakkan kaleng susu di rumahnya, diikat dengan kawat dan ditutup dengan seng atau genteng agar tidak kehujanan,” Syahlan dikatakan.

“Tujuannya agar ibu-ibu mau masak untuk keluarga, misal sehari masak 1,5 liter atau 2 liter, diambil garu untuk dimasukkan ke dalam kaleng,” tambah Syahlan.

Kemudian dari beras yang dimasukkan ke dalam kaleng susu, para pemuda akan mengambilnya sebelum akhirnya menjualnya untuk modal membeli bahan bangunan masjid.

“Nantinya para pemuda mengumpulkan beras seminggu sekali atau tiga hari sekali dan dibawa ke sini. Nantinya hasil penjualan beras itu untuk membeli batu bata, kapur, pasir dan genteng,” ujarnya.

3. Membangun tanpa semen, tapi dengan gula

H. Syahlan juga mengatakan, proses pembangunan masjid Jami’ Al-Ma’mur Cikini dilakukan tanpa dicampur semen.

“Ibu-ibu atau orang tua menumbuk batu bata di sini. Jadi batu bata ditumbuk halus sekali, diayak, itu campurannya diganti dengan semen,” ujarnya.

Alih-alih menggunakan semen, proses pembuatannya dilakukan dengan mencampurkan gula merah.

“Hanya kapur, pasir, dan batu merah yang digunakan. Sebelumnya orang mengatakan kepada saya bahwa (bangunan) ini menggunakan gula aren,” katanya.

4. Area mencuci kursi

Masjid Jami Al Ma’mur Cikini Foto: Weka Kanaka/detikcom

Selain arsitekturnya yang estetis dan unik, ada pemandangan lain yang menarik dari tempat ini, terutama adanya tempat wudhu duduk, sesuatu yang jarang terlihat di masjid-masjid Indonesia pada umumnya.

Hal ini mengingat letak masjid ini yang dekat dengan RS Cikini, sehingga fasilitas ini dapat bermanfaat bagi pasien RS yang ingin beribadah. Itu juga terinspirasi dari tempat wudhu di Mekkah.

“Yang satu di dekat RS Cikini, kalau ada jemaah yang mau salat, ada wudhunya. Kedua kali saya ke Mekkah juga sama. Saya yang buat itu, dulu enggak,” kata H. Syahlan.

5. Sering didatangi pejabat

Pada awalnya ternyata masjid ini merupakan tempat ibadah beberapa pejabat tinggi negara. Dari militer hingga presiden juga pernah beribadah di sini.

“Pahlawan juga ada seperti AH Nasution, setiap salat Jumat dia salat di sini. Lalu ada juga almarhum Gus Dur di sini, meski sering jadi presiden, dia salat di pojok sana,” ujarnya.

Selain itu, ada juga nama-nama seperti Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-7 Joko Widodo, dan lain-lain yang pernah beribadah di sini.

Simak video “Kondo Jadi Perburuan Pecinta Kuliner Saat Ramadan”
[Gambas:Video 20detik]
(minggu/minggu)

Similar Posts